Kenangan Emas Bersama Khalifatul Masih ke-II Bag. VI

Kenangan Emas Bersama Khalifatul Masih ke-II Bag. VI

2. Allah tak punya hubungan darah dengan seseorang. Dia adalah lam yalid wa lam yûlad (Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan). Hubungan-Nya adalah dengan setiap orang sesuai dengan harapan hamba-Nya terhadap Dia. Allah menunjukkan tanda-tanda dan keagungan-Nya kepada dia, yang mencintai-Nya. Tak ada benteng atau pasukan duniawi yang dapat menyediakan keamanan yang perlindungan Allah dapat [berikan]. Tak ada perlengkapan yang tersedia setiap waktu. Tapi perlindungan Allah dapat dihubungi (dimohonkan) setiap waktu. Orang hendaknya mempunyai keinginan untuk itu. Dia yang mendapatkan hal itu, mendapatkan segalanya. Dia yang tidak mendapatkan, tak mendapatkan apa pun.

3. Berceloteh dan banyak cakap (banyak bicara) membuat hati tercemar. Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) ketika duduk di dalam kumpulan orang-orang, selalu mengucapkan istighfar tujuh puluh kali. Alasannya (pengucapan istighfar beliau) adalah bahwa pembicaraan yang kurang berguna juga dilakukan di dalam kumpulan orang-orang itu. Amalan beliau ini adalah untuk petunjuk umat dan bukan untuk beliau sendiri. Jika beliau yang menghabiskan banyak [waktu] dalam kumpulan orang-orang yang sering terdiri atas dzikir Ilahi (mengingat Tuhan), macam mana keadaan kumpulan orang-orang di mana banyak percakapan sia-sia terus diucapkan.

Semua ini adalah masalah kebiasaan. Aku melihat anak-anak kita, ketika duduk bersama, terlibat dalam pembicaraan yang kurang bermanfaat. Tapi kita di masa sekarang ini sering kali biasa membicarakan tentang Jama’at. Itulah sebabnya, kita mengetahui setiap hal bahkan tanpa belajar. Kumpulan bagi seseorang adalah sedemikian hingga ketika dia meninggalkan [kelompok itu], ilmunya seharusnya lebih banyak dari pada sebelumnya, bukan dia kehilangan apa yang dia sudah punyai.

4. Untuk menyampaikan pesan Hadhrat Masih Mau’ud(a.s.) atau tabligh Islam bukan merupakan pekerjaan orang-orang lain saja. Itu merupakan tugas kita juga. Bahkan lebih dari pada orang-orang lain. Jangan lalaikan hal itu selama perjalanan ini dan ketika engkau berhenti berjalan. Nabi Suci(s.a.w.) bersabda, bahwa jika melalui engkau, orang terbimbing ke jalan yang benar, itu jauh lebih baik bagi engkau dari pada engkau mendapatkan sebuah lembah yang penuh kekayaan.

5. Kejujuran (kebenaran) adalah satu kesalehan (kebaikan) yang mendasar. Dia yang berbicara benar, mendapatkan segala sesuatu. Dia yang tidak, kehilangan segala kebaikan. Harga diri seseorang di kalangan sahabat-sahabatnya adalah sama dengan kebiasaannya berbicara benar. Jika tidak, orang-orang yang memujinya di hadapannya, mencela di belakangnya. Ketika dia berbicara, mereka membenarkan dengan mulut mereka, tapi hati mereka menolak. Betapa menyedihkan bahwa musuh-musuhnya menolak apa yang dia katakan, tapi kawan-kawannya juga tidak bersedia untuk memercayainya. Siapa yang lebih menyedihkan dari pada orang yang malang ini.

Tapi sebaliknya, kawan-kawan memercayai orang yang jujur dan musuh-musuhnya boleh mencelanya di hadapannya, tapi hati mereka membenarkannya.

6. Kemuliaan orang tergantung pada dirinya sendiri. Allah berfirman: Janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada apa yang Kami telah karuniakan kepada sebagian golongan dari mereka untuk dinikmati dalam waktu sementara, dan janganlah berduka-cita atas mereka; dan rendahkanlah sayap engkau bagi orang-orang beriman. (Surah Al-Hijr:89)

Jangan memandang kepada harta kekayaan orang lain. Jangan pernah iri hati kepada siapa pun. Dia yang melihat terhadap orang yang di atasnya, tidak berhenti pada satu tempat. Pastilah, dia akan mendapatkan neraka di akhirat, tapi di dunia ini juga dia hidup dalam api. Aku maksudkan bahwa dia terbakar dalam api kedengkian. Jika tidak, dia masuk dalam daerah peminta-minta. Betapa memalukannya, bahwa ketika dia dengan kemauan sendiri, rasa dengki telah memakan dirinya dan ketika dia berada di kumpulan orang-orang, menghinakan dirinya dengan meminta-minta.

Dia seharusnya melihat kepada orang-orang yang berada di bawah standarnya dan betapa mereka hidup dengan lebih sedikit daripada yang dia punyai. Dia seharusnya bersyukur kepada Tuhan pada apa yang Dia telah berikan kepadanya dan tidak serakah pada apa yang tidak diberikan kepadanya. Dengan bersyukur, kekayaannya tidak akan berkurang, bahkan hatinya akan memperoleh kedamaian dan ketenangan. Dengan keserakahan, orang tidak memperoleh kekayaan orang lain. Itu memicu api kedengkian dalam hatinya yang merupakan satu hukuman yang keras.

Jika seorang anak berusaha untuk berjalan seperti orang dewasa, dia jatuh dan mendapat cedera; sama halnya, dia yang meniru orang-orang yang lebih berharta dari padanya, jatuh dan mendapat cedera. Pujian dari beberapa kawan yang palsu untuk beberapa hari membawa kekecewaan seumur hidup. Orang hendaklah mengembangkan kebiasaan untuk berbelanja lebih sedikit dari penghasilannya, sebab membantu dan peduli kepada orang-orang lain juga merupakan kewajibannya. Dia tak punya hak membelanjakan uang itu. Lagi pula, siapa yang dapat memperkirakan apa yang ada dalam simpanan untuknya pada hari mendatang.

7. Kerja keras merupakan mutu yang begitu luar biasa yang tanpa ini, keindahan batin seseorang tidak terungkap. Betapa sialnya dia yang datang (lahir) ke dunia ini dan ketika dia pergi, khazanahnya tetap terkubur.

8. Dia yang mengadakan perjalanan ke luar negeri, membawa besertanya kehormatan negeri dan keyakinannya sebagai amanah. Jika dia tidak bersikap baik, tidak hanya harga dirinya sendiri yang hancur tapi juga harga diri negeri dan agamanya. Orang-orang melupakannya, mereka tetap mengatakan, “Kami telah melihat orang-orang India, mereka itu jahat dan kami telah melihat orang-orang Ahmadi dan mereka amat buruk.”

9. Seorang musafir harus sangat menjaga (berhati-hati) terhadap pertengkaran-pertengkaran. Apa yang lebih buruk dari pada hal ini bahwa orang lain kembali ke rumah sesudah bertengkar, tapi kawan yang miskin ini menunggu keputusan dengan berdiam di hotel (penginapan). Para musafir, bahkan jika dia menang, [dia itu] kalah dan jika dia kalah, maka bahkan dia telah [lebih] kalah [lagi]. Pertengkaran adalah keburukan untuk setiap waktu tapi selama perjalanan, itu bukan hanya keburukan tapi juga merupakan kebodohan.

10. Para Ahmadi dari negeri-negeri lain lama berkunjung ke Qadian agar mereka boleh mendapatkan manfaat dari takwa dan contoh teladan yang unggul dari orang-orang soleh di kota ini. Mereka mempunyai harapan-harapan yang tinggi dengan keluarga Hadhrat Masih Mau’ud(a.s.). Mereka ingin meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mencari agama dan untuk datang kepada kita. Hal itu akan menjadi tragedi bahwa kita menghancurkan kepercayaan mereka dengan pergi kepada mereka dan membuktikan harapan-harapan mereka tentang kita adalah khayalan belaka. Contoh teladan kita hendaknya sedemikian hingga mereka menjumpai kita lebih dari pada harapan-harapan mereka dan bahwa harapan-harapan mereka tidak dihancurkan.

11. Ada beberapa orang lemah di setiap masyarakat. Mereka menggunjing tentang orang-orang lain. Seorang mukmin wajib menjaga (berhati-hati) dari mendengarkan gunjingan. Melakukan hal itu hendaknya dihindari secara mutlak. Dia yang mempercayai kelemahan (keburukan) seseorang tanpa bukti, Allah akan mendorong terhadapnya orang-orang yang bahkan menjadikan (memandang) kebaikan-kebaikannya sebagai keburukan.

Ini juga penting bahwa kalian jangan menunjukkan ketidak-sukaan terhadap penggunjing. Orang itu  seharusnya dinasihati dengan cinta dan kasih sayang bahwa jika anggapannya itu salah, dia hendaknya berhati-hati terhadap buruk sangka. Jika anggapannya itu benar, dia hendaknya berdo’a bagi sahabatnya itu agar do’a itu bermanfaat baginya juga bagi kalian. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kalian juga.

12. Engkau akan menjumpai para Ahmadi dari Mesir dan Palestina. Di kawasan-kawasan ini, Ahmadiyah masih benar-benar lemah. Upayakanlah bahwa ketika engkau kembali dari negeri-negeri ini, para Ahmadi seharusnya menjadi lebih besar dalam jumlah dan tersusun dengan lebih baik. Mereka akan mengingat engkau dengan niat baik dan do’a-do’a. Mereka akan mengatakan, “Kami dulunya lemah dan sedikit dalam jumlah. Orang-orang itu datang dan kami menjadi teratur (terorganisir) dengan baik dan lebih besar dalam jumlah. Semoga Allah memberkati mereka dan memberikan ganjaran bagi mereka.” Do’a yang ikhlas dari orang mukmin adalah lebih berharga dari pada seribu khazanah.

13. Engkau wajib memberikan perhatian khusus untuk melaksanakan shalat Jum’at dan shalat-shalat wajib sehari-hari (jika memungkinkan) secara berjamaah. Engkau hendaklah berupaya juga untuk lebih banyak shalat berjamaah. Jama’at hendaknya dinasihati mengenai shalat Jum’at, pertemuan mingguan dan shalat berjamaah sehari-hari.

14. Rasulullah(s.a.w.) biasa membaca do’a pada setiap berkumpul sebagai berikut: Ya Tuhan kami yang tujuh langit dalam kekuasaan Engkau, dan Ya Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa-apa yang mereka pegang, dan Ya Tuhan penguasa setan dan mereka yang sesat, dan Ya Tuhan yang menguasai angin dan apa-apa yang disebarkannya, kami memohon kebaikan kota ini dan para penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. Kami memohon perlindungan Engkau dari kebururukan kota ini dan para penghuninya dan keburukan apa-apa yang ada di dalamnya. Ya Tuhan kami, berkatilah mereka semua bagi kami. Ya Tuhan kami! Anugrahkanlah buah-buahnya kepada kami dan anugrahkanlah kecintaan kami kepada para penghuninya dan anugrahkanlah kepada kami kecintaan dari orang-orang (penduduk)nya yang soleh.

Ini merupakan satu do’a yang bermakna dan meliputi.  Ketika engkau naik kereta api, memasuki sebuah kota atau naik dan turun dari kapal, bacalah do’a ini dengan ikhlas. Dengan karunia Tuhan, itu akan menyelamatkan dari banyak keburukan (kejahatan).

15. Di Mesir, kedua bahasa, Inggris dan Prancis digunakan. Tapi engkau sedang pergi ke sana untuk belajar Bahasa Arab. Sepenuhnya bertekat bahwa engkau tak akan berbicara bahasa lain kecuali Bahasa Arab bahkan jika engkau menghadapi sejumlah kesulitan-kesulitan. Jika tidak perjalanan ini akan sia-sia. Tentu saja engkau tidak perlu belajar bahasa pasaran dari orang-orang awam.

Belajar tentang pertanian atau untuk suatu tujuan khusus lainnya, jika engkau harus berbicara kepada orang-orang dusun setempat, engkau boleh menyewa beberapa penerjemah. Engkau telah belajar Bahasa Arab dan dengan sedikit usaha, ilmu engkau akan dihidupkan kembali.

16. Bawalah bersamamu catatan-catatan dari Kitab Suci Al-Qur’an, yang engkau tuliskan selama daras-daras dan tafsir-ku yang sekarang diterbitkan. Bahan-bahan itu akan memudahkan engkau dengan baik. Ilmu ini tak di temukan di tempat lain di dunia ini. Ulama besar akan mengakui keunggulannya dan akan menguraikan ilmu pengetahuan melalui Ahmadiyah.

17. Simpanlah bersamamu Al-Munjid (kamus Bahasa Arab), Kitab Sharaf dan Kitab Nahu (buku-buku tata bahasa Arab). Tetaplah pelajari kitab-kitab itu ketika engkau sedang dalam pelayaran di kapal, sebab dengan tidak tetap berhubungan dengan bahasa, membuat ilmunya hilang.

18. Merupakan perintah syariat di mana lebih dari seorang mukmin tinggal, mereka hendaknya mengangkat seorang amir dari antara mereka agar di sana tak ada kekosongan pimpinan.

Semoga Allah menolong engkau dan beserta engkau di mana saja engkau berada.

Wassalam, Mirza Mahmud Ahmad

Sumber: Ahmadiyya Gazette, Canada, April 1994, hal. 20-22

Terjemah bebas oleh : Mln. SM. Muharim Awaludin

Berkaitan :

Kenangan Emas Bersama Khalifatul Masih ke-II Bag. V

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *