Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah ﷺ bersabda bahwasanya apabila datang kepadamu seorang yang mulia dari suatu kaum, maka hormatilah ia dengan sepantasnya. (H.R.Ibnu Majah, No.3702)
Penjelasannya:
Jalan sebaik-baiknya untuk menambah perhubungan yang baik di antara suatu negeri dengan negeri yang lainnya, suatu kaum dengan kaum yang lainnya ialah saling hormat-menghormati dan memuliakan pemimpin-pemimpinnya. Dalam hal ini junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad ﷺ telah memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat penting kepada orang-orang Islam dan hadis ini adalah sebagai contoh dari antara banyak hadis-hadis lain yang mengandung ajaran yang sangat berharga. Seperti halnya di antara seseorang dengan orang yang lainnya dapat timbul perselisihan, begitu pula di antara suatu bangsa dengan bangsa yang lainnya atau suatu negeri dengan negeri yang lainnya pun banyak terjadi perselisihan-perselisihan. Tetapi, jalan yang sebaik-baiknya untuk mengurangi racun “perselisihan” itu adalah perlakuan dengan akhlak yang tinggi terhadap satu sama lain.
Dalam hal ini menghormati dan memuliakan pemimpin-pemimpin kaum dan golongan lain mempunyai pengaruh yang sangat besar. Oleh karena itu Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda bahwa apabila datang kepadamu seseorang atau pemimpin dari suatu kaum atau kelompok yang lain walaupun dari agama dan pemahaman apa saja, maka kamu harus menghormatinya dengan sepantasnya dan janganlah lalai dalam memuliakannya. Petunjuk yang sangat berharga ini mengandung bibit yang sangat bagus dari tiga sifat-sifat yang baik, ialah: memuliakan tamu, budi pekerti yang baik dan politik yang santun.
Nabi Muhammad ﷺ sendiri memberikan contoh yang sempurna tentang hal ini; beliau ﷺ sangat sederhana dalam tabiatnya dan tidak suka berlebih-lebihan dalam pakaian dan makanan, tetapi beliau ﷺ pula dua stel pakaian yang istimewa untuk menjemput dan menghormati tamu utusan-utusan dari golongan-golongan lain. Beliau ﷺ selamanya suka mengenakan pakaian istimewa itu sewaktu menerima utusan-utusan dari pihak-pihak luar supaya dapat menghormati utusan-utusan itu dengan sepantasnya. Beliau ﷺ sangat memperhatikan hal memuliakan utusan-utusan dari luar sehingga beliau ﷺ sebelum wafat berwasiat bahwa sesudahku hal memuliakan utusan-utusan dari pihak luar jangan sampai mendapat kemunduran.
Suatu ketika seorang duta dari luar negeri berlaku dengan kurang sopan di hadapan beliau ﷺ , tetapi beliau ﷺ bersabda kepadanya bahwa oleh karena tuan adalah sebagai seorang duta dari suatu bangsa, maka saya tidak akan menyusahkan apa-apa kepada tuan. Waktu fatah Mekah beliau ﷺ mengumumkan bahwa barangsiap tidak berniat melawan serta tiinggal dalam rumahnya sendiri dan tidak berpergian ke rumah-rumah orang lain untuk mmenghasut dan memberontak, maka ia akan mendapatkan keamanan dari kami. Mendengar pengumuman itu, abu sofyan, seorang terkemuka di Mekah mempersembahkan kepada Rasulullah ﷺ bahwa saya adalah kepala bangsa quraisy, maka saya patut membawa kehormatan pula. Beliau ﷺ bersabda baiklah, rumah tuan pun dikecualikan, maka barangsiapa yang akan tinggal di dalam rumahnya sendiri atau mendapatkan perlindungan dalam rumahmu, ia adalah dalam perlindungan kami.
Walhasil, beliau ﷺ sangat menghormati pemimpin-pemimpin golongan lain dan memerintahkan kepada para sahabat r.a. untuk memperkuat hal itu. Dan sebenarnya, demikianlah ajaran itu yang dapat menegakkan keamanan dalam dunia ini serta kebersihan dalam hati manusia.
Dikutip dari: Empat Puluh Permata Hadis Karya Mirza Bashir Ahmad
Diterjemahkan oleh: Mln.Aziz Ahmad Khan.
Ditulis ulang oleh: Abdul Haq Kartono
One thought on “HORMATILAH ORANG MULIA DARI KAUM YANG LAIN”