عن عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya:
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a. bahwa saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiap-tiap dari kamu adalah sebagai pemimpin dalam daerah pertanggungjawabannya dan tiap-tiap dari kamu akan ditanyakan tentang rakyatnya yakni orang-orang bawahannya.” (H.R.Bukahri, No.844)
Penjelasan:
Tiap manusia mempunyai beberapa hak dan beberapa kewajiban. Hadis yang teramat latif ini pun menunjukkan perhatian kepada kedua hal itu juga. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa tiap-tiap manusia dari salah satu sisi menjadi pemimpin biarpun menurut kedudukan lain ia menjadi seorang bawahan. Seorang yang bekerja dalam satu bagian ia adalah di bawah kepala bagian itu, tetapi dalam rumahnya ia menjadi pemimpin pula bagi anak-anak dan istrinya. Seorang istri biar bagaimana pun tinggi dalam kecintaan suaminya, tetapi tetaplah ia dalam pimpinan suaminya; tetapi dalam rumah tangganya, anak-anaknya, orang-orang pekerjanya serta bagian harta benda suaminya yang ada dalam pertanggungannya, seorang istri adalah sebagai pemimpin juga. Demikian pula dari mulai raja sampai pelayan, dari mulai panglima sampai prajurit, dari gubernur sampai pesuruh kantor, semuanya itu itu adalah sebagai pemimpin dan pula sebagai sebagai bawahan dalam daerahnya masing-masing. Seorang raja memerintah kepada seluruh rakyatnya tetapi ia sendiri diperintah oleh Tuhan atau dalam perkataan lain oleh peraturan qadha dan qadhar. Sama halnya dengan semua orang-orang atasan atau bawahan, dari satu segi mereka dapat memerintah dan dari segi yang lain mereka sendiri diperintah juga.
Menurut sabda Rasulullah ﷺ semua orang akan ditanyakan tentang rakyatnya di daerah masing-masing bahwa apakah mereka telah menunaikan hak-hak terhadap orang-orang bawahannya atau tidak? Sekalipun tentang manusia yang paling bawahan yang dalam zahir tidak mempunyai seseorang bawahannya lagi, jika diperhatikan ternyata ternyata bahwa sebenarnya ia pun adalah sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri yang dikuasainya dengan sempurna. Maka ia akan ditanyakan tentang dieinya sendiri bahwa sampai dimanakah ia telah menunaikan haknya terhadap dirinya sendiri? Demikianlah Nabi Muhammad ﷺ telah menyadarkan kepada tiap-tiap orang, biar pun ia dari tingkatan masyarakat mana saja; niscaya dalam salah satu kedudukannya ia menyerupai sebagai pemimpin, maka ia harus siap mempertanggungjawabkan tentang pekerjaannya dalam wilayahnya masing-masing.
Dari sudut lain hadis ini adalah suatu kabar suka bagi orang-orang yang meninggikan cita-cita serta pengharapannya bahwa biarpun dalam suatu hal kamu adalah sangat bawah derajatnya tetapi dari sudut lain kamu adalah pemimpin juga. Maka kamu harus bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa Dia dari pemerintahan-Nya yang azali itu telah menganugerahkan suatu pangkat bagimu. Dan kalau kamu akan tetap bersyukur kepada-Nya kemudian di masa depan kamu akan dapat maju untuk mendapatkan suatu pemerintahan yang lebih baik dari pemerintahanmu yang sekarang ini.
Walhasil, perpaduan yang sangat latif dari beberapa hak dan kewajiban adalah sebagai suatu kabar suka dan juga sebagai suatu kabar duka bagi manusia. Kabar suka karena setiap pemerintahan adalah sebagai suatu nikmat pemberian Allah Ta’ala dan kabar duka karena setiap pemerintahan mengandung beberapa kewajiban juga. Maka seorang Mukmin yang hakiki ialah yang bersyukur atas kabar suka itu dan senantiasa hati-hati dan waspada terhadap bagian kewajiban-kewajibannya karena di dalam inilah rahasia azali dari kemajuannya.
Dikutip dari: Buku Empat Puluh Permata Hadis Karya Hazrat Mirza Bashir Ahmad MA, r.a.
Diterjemahkan oleh: Mln.Malik Aziz Ahmad Khan
Ditulis ulang oleh: Abdul Haq Kartono
Terkait
Hadits : Hormatilah Orang Mulia Dari Kaum Lain