Dalam ajaran Islam dikemukakan bahwa bila seseorang diutus sebagai Ma’mur MinaLLah (utusan yang datang dari Allah) oleh Allah Swt. sudah pasti akan dianugerahi berbagai kelebihan di atas orang-orang pada zamannya. Keunggulan yang dimilikinya itu untuk membantu menjalankan misinya dalam menyampaikan amanat dari Tuhan. Dalam perjalanan hidupnya seorang utusan Allah swt. tidak begitu saja dengan mudah diterima oleh kaumnya. Alih-alih disambut dengan suka cita, malahan sebagian besar dari kaumnya menolak dan berusaha keras untuk melenyapkannya.
Itulah sebabnya kenapa Allah Swt. menganugerahi karunia kepada setiap utusan-Nya dengan memiliki kemampuan luar biasa yang kadang-kadang pada masa itu, di luar batas kemampuan manusia umumnya. Setiap kaum dimana para utusan Allah swt. diutus, biasanya mereka menuntut mukjizat kepada utusan Allah swt. itu sebagai pembuktian bahwa dirinya betul-betul datang dari Tuhan. Namun walaupun para utusan itu sudah memperlihatkan mukjizatnya, tetap saja kebanyakan dari mereka tidak beriman, bahkan ada yang sampai menjadi penentang keras. Sedangkan bagi sebagian orang yang telah percaya kepada utusan Allah swt. itu, dengan melihat mukjizat, maka keimanan dan keyakinan mereka semakin bertambah kuat.
Definisi Mukjizat Secara Umum
Untuk lebih memahami apa sebenarnya mukjizatitu, maka disini disampaikan definisi mukjizatsecara umum adalah:
“Mukjizat (Arab معجزة, Baca Mu’jizah) adalah perkara di luar kebiasaan yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya. Kata mukjizatberasal dari kata bahasa Arab yang berarti melemahkan, dari kata ‘ajaza (lemah). Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk mendukung kebenaran kenabian seorang nabi dan/atau kerasulan seorang rasul, sekaligus melemahkan lawan-lawan/musuh-musuh yang meragukan kebenarannya. Pengertian ini terkait dengan kehadiran seorang nabi atau rasul. Rasul di dalam menyampaikan ajarannya seringkali mendapatkan pertentangan dari masyarakatnya. Misalnya, ajarannya dianggap obrolan bohong (dusta), bahkan seringkali dianggap sebagai tipu daya (sihir).Oleh karenanya, untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulan tersebut sekaligus untuk melemahkan tuduhan para penentangnya, maka para nabi dan rasul diberi kelebihan berupa peristiwa besar yang luar biasa yang disebut dengan mukjizat.”[1]
Riwayat Singkat Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad lahir kembar di Qadian, pada hari Jumat tanggal 13 Februari 1835 atau 14 Syawal 1250 H dari kedua orang tuanya. Ayahnya bernama Mirza Ghulam Murtaza dan ibunya bernama Chiragh Bibi. Keluarga nenek moyangnya berasal dari keluarga Raja Haji Barlas, Raja kawasan Qesh yang merupakan Amur Tughlak Timur. Seorang keturunan Raja Haji Barlas, Mirza Hadi Beg hijrah ke Islampur dari Khorasan. Beliau diangkat sebagai Qadhi atau Hakim. Oleh sebab kedudukan beliau sebagai Qadhi di tempat itu, maka tempat itu disebut Islampur Qadhi. Lambat laun nama Islampur hilang tinggal Qadhi yang akhinya menjadi Qadian. Qadian merupakan sebuah perkampungan yang terletak 57 km sebelah timur kota Lahore dan 24 km dari kota Amritsar di propinsi Punjab India
Akhirnya pada bulan Desember 1888 ketika melalui ilham ilahi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. diperintahkan untuk mengambil baiat dari orang-orang. Baiat yang pertama diselengagarakan di kota Ludhian, pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah seorang mukhis bernama Mia Ahmad Jan. Dan orang yang baiat pertama kali adalah Hz. Maulvi Hakim Nuruddin ra., pada hari itu juga kurang lebih 40 orang baiat. Setelah itu berangsur-angsur semakin banyak yang baiat.
Pada tanggal 26 Mei 1908 jam 10.30 pagi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. berpulang ke Rahmatullah dan sepanjang umur beliau as. telah mengkhidmati agama-Nya. Kemudian segera diatur segala keperluan untuk membawa jenazah beliau as. ke Qadian. Dengan kreta api sore, pada hari itu juga jenazah beliau as. diserti rombongan besar warga Jemaat Ahmadiyah diberngkatkan ke Qadian. Jenazah beliau as. dikebumikan pada tanggal 27 Mei 1908 di Qadian.”[2]
Pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahamd sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. setelah menerima khabar suka dari Allah Swt., maka pada tahun 1891, beliau as. mendakwakan diri sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi yang dijanjikan. Berikut beberapa pendakwaan beliau as. sebagai utusan Allah Swt. di zaman ini.
a. Nabi Isa. as. sudah wafat
“Wahai kaum Muslimin! Ingatlah, melalui diriku Allah Swt. telah memberitahu kalian dan aku telah menyampaikan pesanku. Sekarang terserah kepada kalian apakah mau mendengar ataupun tidak. Adalah benar bahwa Hadhrat Isa telah wafat dan dengan bersumpah demi Allah Swt. aku katakan bahwa “Mau’ud” (orang yang dijanjikan) akan datang itu, akulah orangnya. Merupakan hal yang pasti juga bahwa kehidupan Islam terletak pada kewafatan Isa.”[3]
“Oleh karena itu Dia telah menjadikan aku manifestasi Al-Masih, Isa bin Maryam untuk mencegah kefasadan dan menghancurkan unsur-unsur kesesatan, dan menjadikan aku manifestasi Nabi Mahdi yang paling terpuji, paling mulia untuk melimpahkan kebaikan dan menurunkan kembali hujan pengetahuan dan hidayah, menyucikan manusia dari kotoran kelalaian dan kecenderungan melakukan perbuatan dosa.[4] “
b. Al-Masih yang Dijanjikan Sudah Datang
“Kabar gembira bagi kalian, Al-Masih telah datang kepada kalian, Tuhan Yang Maha Kuasa telah mengurapinya dan menganugrahinya Kalam yang fasih. Sesungguhnya ia akan menyelamatkan kalian dari suatu firkah yang berkelana di muka bumi untuk membuat kesesatan dan Al-Masih akan menyeru dan memangil kepada Allah serta segala keraguan akan dia hilangkan dan singkirkan. Mubaraklah untuk kalian, Al-Mahdi yang dijanjikan telah datang kepada kalian! Ia memiliki harta kekayaan yang banyak dan harta benda yang bertumpuk-tumpuk. Ia akan berusaha untuk mengembalikan harta kekayaan kalian yang dirampas serta ia akan mengeluarkan kembali kesejahteraan dan kemakmuran yang sebelumnya terkubur. Tidak ada satu perkataan pun yang dibuat-buat, tetapi itu adalah nur dari Allah dengan Tanda-tanda yang agung. Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Al-Masih Muhammadi dan sesungguhnya aku Ahmad Al-Mahdi, sesungguhnya Tuhanku menyertai aku semenjak aku berada dalam buaian hingga hari aku ditempatkan di liang lahat.”[5]
10 Mukjizat Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. yang Dianugrahkan Allah Swt.
Di sini hanya akan disampaikan 10 mukjizatdari sekaian banyak mukjizat yang diterima oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. sebagai berikut:
1. Ribuan Doa yang Dikabulkan Allah Swt.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. sepanjang hidupnya telah membuktikan bagaimana doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt. telah dikabulkan sedemikan rupa. Keluarga, sahabat, murid-muridnya bahkan para penentang sekalipun telah menjadi saksi bahwa doa-doa beliau as. sangat makbul. Banyak riwayat dan kisah tentang pengabulan atas doa-doa yang beliau as. panjatkan. Bukan sekedar ratusan doa yang diterima oleh Allah Swt., bahkan mencapai jumah puluhan ribu atau bahkan tak terhitung. Dengan begitu banyaknya Allah Swt. mengabulkan doa beliau as. dalam berbagai urusan. Maka ini merupakan sebuah mukjizat bagi beliau as. yang membuktikan bahwa dirinya adalah benar-benar utusan-Nya. Sebagaimana Allah Swt. mewahyukan kepada beliau as.:
أُجِيْبُ كُلَّ دُعَائِكَ إِلَّا فِيْ شُرَكَائِكَ
“Aku akan kabulkan semua doamu, kecuali bertalian dengan hartamu.” [6]
Wahyu ini merupakan janji Allah Swt. sendiri yang akan mengabulkan semua doa-doa beliau as. Jarang sekali manusia biasa yang mendapkan janji seperti demikian, kecuali dia adalah nabi-Nya. Di lain tempat Allah Swt. juga memberikan wahyu kepada beliau as. bagaimana cepatnya doa-doa yang dipanjatkan dikabulkan oleh Tuhannya. Allah Swt. berfirman kepada beliau as.:
“Lihatlah, betapa cepatnya Aku menerima doamu” [7]
Selain itu beliau as. menyampaikan bahwa :
”Aku jadi tanda berlimpah-limpah kemakbulan doa. Tidak ada orang yang mampu menandiginya. Aku berkata dengan sumpah bahwa doa-doaku yang telah terkabul mendekati jumlah tiga puluh ribu dan aku memiliki bukti mengenai hal itu.”[8]
Cobalah perhatikan bagaimana Allah Swt. mengabulkan setiap doa-doa yang dipanjatkan oleh beliau as. yang jumlahnya mencapai mendekati tiga puluh ribu. Apakah kalau seorang manusia biasa akan dianugrahi keberkahan sedemikian rupa oleh Allah Swt.? Tentunya peristiwa demikaian adalah sebuah mukjizat yang dianugerahkan oleh Allah Swt. hanya kepada utusan-Nya.
2. Nubuatan yang telah sempurna terjadi dimasa hidup dan setelahnya
Sepanjang hidup Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. banyak sekali Allah Swt. memberikan nubuatan-nubuatan untuk membuktikan kebenaran pendakwaan beliau as. sebagai utusan Tuhan. Nubuatan-nubuatan itu telah sempurna baik semasa hidup beliau as. dan juga setelah sepeninggalan beliau as. Beberapa nubuatan yang terjadi dan telah tergenapi itu sebagaimana beliau as. mengatakan:
“Demikianlah kabar-khabr ghaib yang telah disampaikan Allah Swt. dan telah menjadi kenyatan pada waktunya, adalah berjumlah tidak kurang dari sepuluh ribu buah. Akan tetapi di dalam kitab Nuzulul Masih yang sedang dicetak, disebutkan seratus lima puluh buah.”[9]
a. Raja-raja akan Mencari Berkat dari Pakaian Engkau
Nubuatan ini telah menjadi sempurna ketika beberapa raja dan orang-orang terkemuka/ terhormat telah menjadi pengkut beliau as. Diantaranya di benua Afrika tidak sedikit raja-raja disana telah menyatakan baiat kepada beliau as. Raja-raja di zaman modern ini juga ditafsirkan sebagai orang penting, bangsawan, terhormat, dan terkemuka. Banyak di kalangan mereka dari berbagai bangsa kini menjadi murid-murid beliau as. yang setia. Allah Swt. telah mewahyukan kepada beliauas. :
میں تجھے برکت پر برکت دؤں گا یہاں تک کہ بادشاہ تیرے کپڑوں سے برکت ڈھوںڈیں گے
“Aku akan menganugerahkanmu dengan rahmat demi rahmat demikian banyaknya
sehingga Raja-raja akan mencari berkat dari pakaianmu.”[10]
b. Aku akan Sampaikan Tabling Engkau ke Seluruh Pelosok Dunia
Ketika Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. mendawakan diri sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi, pada saat itu beliau as. hanya seorang diri tidak ada dukungan dari kerajaan, pemerintahan atau kekuatan manapun, selain wujud Allah Swt. yang ada di belakangnya. Dalam kondisi demikian itu Allah Swt. telah memberikan khabar suka untuk menguatkan misi beliau as. bahwa Allah lah yang akan menyampaikan tabligh beliau as. ke penjuru dunia. Sesungguhnya untuk menjalankan da’wah tersebut, sekiranya tanpa pertolongan dari Allah Swt. sangatlah tidak mungkin. Namun sekarang dunia menjadi saksi dan melihatnya, bagaimana Allah Swt. telah menyempurnakan janji-Nya. Misi beliau as. sudah sampai ke pelosok-pelosok dunia dan di setiap benua, bahkan di pojok-pojok negeri pun para pengikut beliau as. telah ada. Bagaimana caranya dan dengan apa misi beliau as. bisa sampai ke setiap negeri, hanya Allah Swt. yang tahu. Sebagaimana Dia berfirman:
میں تیری تبلیغ کو زمین کے کناروں تک پہنچاؤں گا
“Aku akan sampaikan tabligh engkau ke pelosok-pelosok dunia.”[11]
Saat ini Jemaat Ahmadiyah sudah berdiri di lebih dari 213 negara di dunia dan memiliki pengikutnya hingga mencapai ratusan juta di seluruh dunia. Lalu, apakah bukti ini bukan sebuah mukjizatnamanya?
c. Pengikut beliau as. akan Diselamatkan dari Wabah Penyakit Ta’un
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. as. menyeru umat manusia agar kembali kepada Tuhannya dan menerima beliau as. sebagai utusan-Nya di akhir zaman ini. Namun kebanyakan orang saat itu tidak memperdulikan dan bahkan mengolok-olokan pendakwaan beliau as.. Dalam keadaan seperti demikian menimbulkan murka Allah Swt., sehingga Dia memberikan sebuah azab kepada suatu kaum yang menolak utusan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-quran:
وَ مَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا
“Dan Kami tidak akan menimpakan azab sebelum Kami mengirimkan seorang Rasul.”
(Q.S. Bani Israil :16)[12]
Jadi, sudah menjadi sunnatullah bahwa jika azab telah menimpa suatu kaum, maka sudah pasti Allah Swt. telah mengirim utusan-Nya terlebih dahulu di tengah-tengah mereka. Jika mereka tetap saja tidak beriman setelah diseru oleh utusan-Nya, maka Allah Swt. akan menimpakan azab kepada mereka agar mereka menyadari bahwa utusan-Nya adalah seorang yang benar.
Dalam mendukung misi Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as., Allah Swt. melalui malaikat-Nya telah menanam wabah penyakit ta’un atau pes saat itu di Punjab. Penduduk dihampiri kematian yang sangat cepat dan menakutkan. Kematian mendatangi mereka setiap saat dan satu demi satu anggota keluarga mereka mati terjangkit wabah pes. Tuhan sebelumnya sudah memberi kabar kepada beliau as. tentang wabah ini akan merengut kematian begitu banyak dan meluas. Tidak akan ada obat yang dapat menyembuhkannya dan tidak ada pula yang bisa menghindar darinya. Kecuali apa yang telah Allah Swt. wahyukan kepada beliau as. bahwa hanya pengikut beliau as. saja yang akan selamat dari wabah itu dan tidak akan ada yang terpapar oleh penyakit pes. Bahkan sama sekali tidak akan ada yang meninggal karenanya. Sebab jika saja saat itu ada pengikut setia beliau as. yang wafat akibat wabah, maka artinya nubuatan illahi itu menjadi tidak benar. Dengan karunia Allah Swt. semua kata-kata dalam wahyu itu telah menjadi sempurna. Murid-murid beliau as. selamat dari wabah itu, tidak ada seorang pun yang meninggal. Sebagaimana wahyu yang diterima beliau as.:
إِنِّيْ أُحَافِظُ كُلَّ مَنْ فِى الدَّارِ
“ Tipa-tiap orang yang berada didalam dinding pagar rumahmu akan Kuselamatkan.”[13]
Hanya Allah Swt. saja yang menjadi pelindung dan pemelihara para pengikut beliau as. padahal dalam situasi begitu pihak pemerintah, saat itu India sedang di bawah penjajahan Inggris telah berupaya melakukan suntikan vaksin bagi masyarakat umum agar terhindar dari wabah pes yang sangat mengerikan. Namun beliau as. menjamin sesuai wahyu yang diterimanya bahwa untuk para pengikutnya tidak perlu disuntik dan Allah Swt. akan menyelamatkan mereka, sebagaimana dikatakan oleh beliau as. :
“Oleh sebab itu, bagi diriku dan bagi semua orang yang tinggal di dalam dinding rumahku tidak perlu suntikan. Karena sebagaimana tadi telah kuterangkan, Tuhan Yang Maha memiliki langit dan bumi, semenjak dahulu telah menurunkan wahyu kepadaku, bahwa Dia akan menyelematkan dari kematian karena wabah ta’un setiap orang yang tinggal di dalam dinding rumahku, tapi dengan syarat bahwa mereka melepaskan semua kehendak untuk melawan, lalu masuk ke dalam lingkungan orang-orang yang baiat dengan penuh keikhlasan, ketatan dan merendahkan diri. Lagi, dengan syarat bahwa mereka dengan cara apapun tidak takabur, melawan, sombong, lalai, congkak, dan tinggi hati di hadapan perintah-perintah Ilahi dan utusan-Nya dan akan bertingkah laku sesuai dengan Ajaran-Nya.”[14]
Sementara mereka yang menentang beliau as. dirundung kesedihan dan ketakutan yang dalam akibat wabah ta’un yang melanda. Banyak di antara mereka yang mati dan juga anggota keluarganya pun menjadi korban keganasan penyakit itu. Setelah wabah berlalu, pengikut beliau as. menjadi bertambah banyak yang jumahnya meningkat hingga mencapai ratusan ribu orang. Karena orang-orang yakin bahwa beliau as. merupakan utusan yang benar datang dari Tuhan di zaman ini. Semua itu semata-mata mukjizat dari Allah Swt. yang dianugerahkan kepada beliau as. untuk membuktikan kebenaran dalam pendakwaannya.
3. Menulis Banyak Buku Penuh dengan Ilmu Lahir dan Bathin
Di sini hanya disampaikan beberapa mukjizat Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. berkenaan dengan kehebatan beliau as. dalam menulis banyak buku-buku yang mengupas berbagai macam masalah dan juga di dalam buku-bukunya dipenuhi dengan dalil-dalil serta hujah-hujah yang kuat. Bahkan beliau as. mengakui bahwa dibalik kemampuan dalam menulis buku-buku tersebut, sebenarnya ada kekuatan Allah Swt. yang selalu menolongnya dalam setiap keaadaan. Tiga diantarnya kemampuan beliau as. yang luar biasa dan tidak ada bandingannya serta diakui oleh kawan maupun lawan.
a. Sebagai Sultanulqalam (Raja Pena) sepanjang zaman
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. diberi karunia oleh Allah Swt. memiliki kemampuan menulis begitu banyak buku tentang berbagai perkara. Buku-buku beliau as. ini mengandung makrifat yang tinggi dan berisi argumentasi yang kuat serta keterangan yang meyakinkan. Beliau as. pantas mendapat gelar Raja Pena atau Shultanulqalam sepanjang zaman. Bagaimana tidak, beliau as. adalah satu-satunya utusan Allah Swt. di dunia ini yang meninggalkan karya tulisnya sendiri demikian banyak untuk umatnya hingga akhir zaman. Di dalam khazanah tersebut berlimpah ilmu rohani dan ilmu jasmani yang bisa langsung dinikmati oleh umatnya sepanjang zaman. Tulisan-tulisan beliau as. di dalamnya banyak membuka khazanah rohani baru yang selama ini tidak dipahami orang-orang. Dan perkara-perkara yang masih menjadi perselisihan umat, diberikan jawabannya oleh beliau as. dalam buku-bukunya dengan argumentasi yang kuat.
Perjuangan membela Islam dari fitnahan dan pengkhidmatan terhadap Islam, beliau as. lakukan bukan dengan mengangkat pedang. Tetapi beliau as. siang dan malam sepanjang hidupnya terus mengangkat pena untuk menulis buku-buku dan selebaran. Jadi dari hasil karya agung tulisan beliau as. yang sedemikian luar biasa, sesungguhnya hanya mampu bisa dilakukan oleh seorang Shultanulqalam (Raja Pena).
b. Keunggulan buku Filsafat Ajaran Islam dalam Konfrensi Agama-agama
Pada tahun 1896, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. menulis sebuah karangan yang berjudul Islam ki Filoshifi (Filsafat Ajaran Islam). Karangan tersebut ditulis dipersiapkan oleh beliau as. untuk dibacakan dalam konfrensi agama-agama di India yang membahas 5 masalah. Beliau as. diminta mewakili agama Islam agar membuat sebuah karangan untuk menjawab 5 pertanyaan dengan jawaban bersumber dari kitab suci masing-masing. Salah satu kehebatan karangan beliau as. adalah sebelum dibacakan dalam konfrensi tersebut beliau as. telah menerima Ilham bahwa makalahnya akan unggul. Sebagaimana beliau as. bersabda :
“Allah Swt. telah memberi kabar kepada saya dengan perantaraan ilham bahwa makalah inilah yang akan unggul di atas semua makalah yang lainnya. Di dalamnya terdapat cahaya kebenaran, hikmah dan makrifat…
Kemudian dalam kondisi kasyaf itu saya dialihkan pada ilham lalu turun ilham kepada saya, ‘Allah beserta engkau. Allah berdiri dimana engkau berdiri.”[15]
Ilham itu terbukti setelah karangan beliau as. dibacakan selama berjam-jam oleh Mln. Abdul Karim Sialkoti, seorang sahabat beliau as. yang merupakan orator ulung, menambah kekaguman para pendengar ketika menyimak pidatonya. Karangan itu telah memukau dan memikat hati semua peserta yang hadir dan mereka merasakan bahwa ini baru pertama kalinya mendengar kupasan materi yang begitu indah,berbobot dan penuh dengan ilmu baru. Semua yang hadir mengakui bahwa karangan beliau as. lah yang paling unggul dari yang lainnya. Dan kini karangan itu telah diterbitkan dalam bentuk sebuah buku yang telah diterjemahkan keberbagai bahasa di dunia, serta disebarkan ke pelosok-pelosok negeri. Para pembaca buku tersebut di zaman ini pun sangat mengakui dan banyak memperoleh ilmu makrifat baru dari setiap kalimat yang ditulis oleh beliau as.
c. Khazanah dari Karya Agung Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Karya agung Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. merupakan sebuah khazanah ilmu rohani yang tiada bandingannya. Semua buku beliau as. ditulis dengan tangannya sendiri dalam bahasa Arab, Urdu dan, Parsi. Buku pertama beliau as. tulis pada tahun 1880 yang berjudul Barahin Ahmadiyah. Sedangkan buku terakhir yang beliau tulis di tahun 1908, berjudul Pegham-e- Sulh. Semua karya agung beliau as. rinciannya sbb: (1) Buku terdiri dari 23 volume Rukhani Khazain, di dalamnya terdapat 88 buah judul dengan jumlah 11.543 halaman, (2) Kumpulan selebaran 3 jilid berjumlah 1.559 halaman, (3) Malfuzhat kumpulan sabda dan nasihat sebanyak 10 jilid dengan jumlah halaman 4.539. Total halaman karya agung beliau as. adalah 17.641 halaman. [16]
Saat ini semua karya agung beliau as. telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Dunia dan juga sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Bayangkan saja ketika masa itu, teknologi belum semaju sekarang, dimana untuk mengarang sebuah buku masih menggunakan peralatan kovesional. Belum ada komputer yang membantu memudahkan manusia bekerja. Namun beliau as. dengan tekun dan kerja keras selama hidupnya terus menerus menulis buku-buku dengan sangat produktif hingga menghasilkan banyak karya tulis yang sangat bermutu tinggi. Jika semua itu dilakukan tanpa dukungan dari kekuatan samawi, rasanya tidaklah mungkin beliau as. bisa melakukannya. Ini benar-benar sebuah mukjizat dari kekuatan langit yang dianugerahkan langsung kepada beliau as. dari sisi Allah Swt. Yang Maha Kuasa.
4. Menyampaikan Khutbah Ilhamiyah dalam Bahsa Arab di Luar Kemampuannya
Salah satu mukjizat Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. yang disaksikan langsung oleh para pengikutnya yang hadir pada waktu itu. Dimana beliau as. menyampaikan khotbahIed Adha dalam bahasa Arab dengan bahasa yang fasih dan tanpa persiapan sama sekali serta di luar batas kemampuan manusia biasa. Semua itu terjadi hanya semata-mata ilham dari Allah Swt.. Sebagaimana beliau as. sampaikan:
“Pada tanggal 11 April 1900 pada pagi hari ldul Adha aku menerima wahyu, ‘Ucapkan sesuatu dalam Bahasa Arab.’ Hal ini kusampaikan kepada beberapa sahabat. Sebelumnya aku belum pernah berpidato dalam Bahasa Arab. Ketika pada hari itu aku berdiri untuk memberi khutbah ied dalam bahasa Arab, Tuhan Maha Kuasa membuat lidahku lancar dan fasih dalam menyampaikan khutbah ied yang mengandung arti dan yang dibentangkan dalam buku Khutbatul Ilhamiyah. Pidato itu meliputi beberapa juzw dan diucapkan sekali kesempatan secara spontan. Tuhan menamakan itu suatu Tanda dalam wahyu-Nya, pidato itu disampaikan seluruhnya di bawah pengaruh kekuasaan suci. Aku tidak yakin ada seorang ahli pidato Bahasa Arab, sarjana atau tokoh sastra Arab, yang dapat membuat suatu pidato seperti itu.” [17]
Tuhan berfirman kepada beliau as. : “Buatlah dan sampaikanlah pidato dalam bahasa Arab hari ini, kamu telah dikaruniai kemampuan untuk itu.”
Selanjutnya, “Pidato ini telah dibuat fasih oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.” Karena itu seusai shalat ied aku sampaikan khutbah dalam bahasa Arab. Tuhan Yang Maha Kuasa mengetahui, kemampuan itu telah dikaruniakan kepadaku dari Yang Ghaib dan khutbah itu secara fasih keluar dari mulutku tanpa persiapan, yang sama sekali berada di luar kemampuanku.”
Aku tidak dapat membayangkan, tanpa adanya pertolongan samawi, khutbah yang meliputi beberapa juwz itu, bisa disampaikan tanpa persiapan dengan tingkat kefasihan yang tidak bisa ditandingi siapapun. Khutbah Bahasa Arab ini dinamai Khutbat lihamiyyah dan disampaikan pada majelis sekitar 200 orang. Subananallah (Maha suci Allah). Saat itu, sebuah mata air terpancar besar dari Yang Ghaib. Aku tidak tahu apakah aku yang berbicara, atau malaikat yang berbicara melalui lidahku. Aku hanya mengetahui bahwa aku tidak punya andil apa-apa dalam khutbah itu. Kalimat demi kalimat keluar dari mulutku dalam keadaan tersusun rapi dan setiap kalimat itu adalah Tanda bagiku. Ini adalah suatu keajaiban yang diperlihatkan Tuhan dan tak seorang pun dapat menandinginya.”[18]
“Ini adalah buku yang sebagian darinya telah diwahyukan kepadaku dari Tuhan manusia pada hari ied, yang aku sampaikan kepada majelis tanpa persiapan, berbicara di bawah pengaruh Ruhul Amin (Ruh Kesetiaan). Itulah suatu tanda besar. Adalah berada diluar kemampuan seorang manusia, mengucapkan khutbah tanpa persiapan seperti itu… Ini adalah suatu kurnia besar dari Tuhan dan boleh dikatakan ia adalah suatu sarana untuk mengangkut manusia kepada nasib baik. la adalah hujan rahmat dari Tuhan sesudah terjadi kegersangan yang membawa kehancuran dunia. Kebenaran dan kebijaksanaan yang dibentangkan di dalamnya tidak dapat ditemukan dalam karya besar dari orang-orang pandai yang sudah berlalu. Sungguh, ini adalah kebenaran yang dibukakan kepadaku oleh Tuhan Alam Semesta.”[19]
Demikianlah Allah Swt. memberikan sebuah mukjizat ilhami kepada beliau as. yang sangat menakjubkan dan tidak ada yang bisa menandinginya saat itu hingga sekarang. Berkali-kali beliau as. menyampaikan tantangan kepada para lawan untuk membuat contoh yang semisalnya jika mereka mampu. Namun mereka sama sekali diam seribu bahasa tanpa ada yang mampu sedikitpun untuk menandingi kemahiran beliau as. menyampaikan khutbah ilhamiyah dalam bahasa Arab.
[1] (https: id.m.wikipedia.org: wiki)
[2] Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad, Hz. Mirza Bashirudun MA, JAI,1995, h.1-2, 70-71
[3] Pidato Ludhiana, Neractja Press, 2018, h.62-63
[4] Khutbah ilhamiyah, Hz. Mirza Ghulam Ahmad, Neratja Press, 2016, h.27
[5] Khutbah ilhamiyah, Hz. Mirza Ghulam Ahmad, Neratja Press, 2016, h.31-33
[6] Haqiqatul Wahy, h. 243 : Tadhkirah, Neratja press, 2014, h. 23
[7] Nuzulul Masih, h. 234: Tadhkirah, Neratja Press, 2014, h. 108
[8] Perlunya Imam Zaman, Mirza Ghulam Ahmad, JAI,1992, h 48
[9] Bahtera Nuh, Hz.Mirza Ghulam Ahmad, JAI, 2007, h. 8
[10]Tadhkirah,Nertja Press, 2018, h.10
[11]Tadhkirah,Nertja Press, 2018, h.10)
[12] Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat,Neratja Press, 2014, h.969 (Sistem penomeran : Basmallah dihitung ayat pertama)
[13] Ajaranku, Hz.Mirza Ghulam Ahmad, JAI, 1993, h.1
[14] Bahter Nuh, Hz. Mirza Ghulam Ahmad, JAI, 2007, H.2-3
[15] Filsafat Ajaran Islam, Hz. Mirza Ghulam Ahmad, Neratja Press, 2016, h. xxv
[16] Suatu tinjauan kembali Perkembangan JAI dan Peranan Buku-buku Hz. Masih Mau’ud as, MI,
[17] Nuzulul Masih, hal. 210; Ruhani Khaza’in, vol. 18, hal. 588
[18] Haqiqatul Wahy, hal. 362-363; Ruhani Khaza in, vol. 22, hal. 375-376
[19] Halaman Depan dari Khutbatul Ilhamiyyah, Edisi, 1, Ruhani Khaza’in, vol. 16, hal. 1