Tragedi Beirut : Awan Besar Menyelimuti Negeri Majemuk

Oleh : Fazal Ahmad[1]

 

   

Telah dinyatakan sebagai ‘kota bencana’ oleh otoritas Lebanon, Beirut telah diguncang hingga ke intinya. Gambar-gambar mengejutkan dari ledakan dahsyat di Beirut pada hari Selasa 4 Agustus 2020 tidak hanya membuat Beirut dalam keadaan darurat, tetapi telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia. Semakin banyak gambar dan video yang ditampilkan membuat masyarakat dunia betul-betul dalam kengerian , orang-orang hanya bisa membayangkan tragedi besar yang dihadapi oleh warga Beirut. Untuknya pikiran dan doa kita untuk semua orang yang terkena dampak tragedu di Lebanon.

    Laporan menunjukkan bahwa 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang dekat area pelabuhan tersulut, menyebabkan awan jamur besar dan ledakan dahsyat yang membuat area sekitarnya rata dan dirasakan dampaknya hingga Negara Siprus. Sejauh ini, 135 korban jiwa meninggal telah dikonfirmasi, tetapi hampir pasti akan meningkat saat petugas penyelamat menyisir reruntuhan. Lebih dari 4.000 orang terluka, banyak dari mereka mengalami cedera serius.

    Rumah sakit di kota telah mencapai kapasitasnya, dan tempat sekitarnya menjadi tempat kematian. Skala penderitaannya sangat besar, dengan kemungkinan lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal, ini terjadi saat ekonomi Lebanon, yang telah menderita selama bertahun-tahun, mencapai titik puncaknya di tengah pandemi COVID-19.

    Negara ini berada di persimpangan jalan baik secara politik di Timur Tengah, dan secara historis sebagai penghubung antara Afrika, Asia dan Eropa. Konflik internal dan konflik limpahan dari negara tetangga telah berkontribusi pada masalah baru-baru ini. Namun, berada di persimpangan jalan juga memperkaya warisan bangsa ini.

    Posisi Lebanon di Timur Tengah – terletak di dekat Israel, Palestina, Suriah, Turki, dan Mesir – berarti Lebanon memiliki sejarah religius yang dalam dan kaya yang mencakup Islam dan Kristen. Memang, Lebanon selalu memiliki lanskap agama yang beragam dan masih memiliki banyak sekte Muslim dan Kristen, serta sejumlah kelompok kecil umat Yahudi, Hindu, dan Buddha. Beberapa sekte, seperti Druze[2] dan Alawi[3], sangat berbeda dari mainstream Islam dan menunjukkan perpaduan pemikiran keagamaan lintas agama dan wilayah, mengingat bahwa Lebanon dengan sejarah sebagai pelaut Fenisia kuno memiliki kontak dengan Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia, dan menyerap banyak pengaruh dari berbagai wilayah ini.

    Pada zaman kuno, orang Romawi membangun sebuah kuil besar di Baalbek untuk menyembah Yupiter di tempat yang sebelumnya merupakan kuil Fenisia. Ada banyak kota pesisir kuno dan terkenal Fenisia, seperti Byblos, Tyre, dan Sidon, yang menjadi landasan peluncuran ekspedisi laut melintasi Mediterania, dan menyebabkan tumbuh suburunya  ide-ide silang tentang keagamaan, pemujaan, dan berhala di seluruh wilayah, dari Spanyol, Tunisia, Mesir, Yunani dan Roma.

    Byblos dulu dikenal oleh Firaun di Mesir sebagai ‘Tanah para dewa’ dan kuil-kuil di sini berasal dari tahun 3200 SM. Belakangan di zaman Yunani, diberi nama Byblos[4] itu karena pesatnya perdagangan gulungan papirus[5]. Ada aliran pemujaan dan berhala di seluruh wilayah melalui Byblos termasuk Baal, Isis, Osiris dan Adonis. Alexander Agung dan Salahuddin melewati wilayah ini dalam perjalanan ke Mesir; sehingga wilayah ini kental dengan sejarah dan pertukaran budaya, yang pada akhirnya menghasilkan sinkretisme gagasan keagamaan.

    Denominasi[6] Kristen utama di Lebanon adalah Maronit yang diserap dari kata dari Saint Maron (biarawan kristen), yang hidup pada abad ke-4 Masehi. Sekte yang tumbuh di sekitar kuilnya adalah orang Kristen Monothel[7] yang percaya pada sifat manusiawi dan ilahi Yesus (as), karena mereka bergulat dengan konflik mereka sendiri dalam memahami sifat ilahi yang diadopsi dari sejarah Roma melalui konsep Tritunggal. Tetapi doktrin Monothelite dikutuk sebagai bid’ah di Dewan Gereja pada tahun 680 M di Konstantinopel (Istanbul).

    Dari segi pengaruh Islam, al-Walid I dari Dinasti Umayyah mendirikan dan membangun kompleks istana yang indah di Anjar pada abad ke-8. Ada banyak situs dan referensi religius lain di Lebanon dengan tingkat keaslian yang berbeda-beda, seperti Kuil Nuh as. di Karak, situs mukjizat Kristen, seperti Our Lady of Mantara, di mana Maria as. diklaim telah menunggu sementara Yesus as. berkhotbah di dekatnya. Lalu ada Kuil Yosua as. di El-Menyeh dan biara-biara Maronite di Qadisha.

    Jadi dengan warisan maritim yang termasyhur, sungguh mengejutkan melihat tragedi seperti itu di bagian dunia yang indah di pelabuhan Beirut. Kami berdoa agar yang terluka di Lebanon segera pulih dan agar Lebanon segera dapat melihat masa damai dan kemakmuran nya kembali.

  

Tentang Penulis: Fazal Ahmad adalah Editor untuk bagian ‘Agama-agama Dunia’ dari The Review of Religions. Dia juga menjabat sebagai Direktur Operasi Global dengan Humanity First, dan bertanggung jawab atas proyek pengentasan kemiskinan di 54 negara, terutama di Afrika, Asia Selatan dan Amerika Tengah.

Catatan Tambahan : Karena artikel ini memuat istilah-istilah keagamaan yang unik, terutama berkenaan dengan sosio agama di Lebanon, maka penerjemah memberi catatan kaki sebagai penjelasan (kesalahan catatan kaki dalam berusaha mendefinisikan istilah tersebut dalam tanggung jawab penerjemah)



[1] Dimuat dalam situs reviewofreligion.org pada tanggal 5 Agustus 2020 (terjemah oleh redaksi situs ahmaditalk.com)

[2] Druze (juga dikenal sebagai Druse; bahasa Arab: darazī درزي, maj. durūz دروز) adalah sebuah komunitas keagamaan yang basisnya umumnya terdapat di Timur Tengah. Kelompok ini muncul dari Islam dan dipengaruhi oleh agama-agama dan filsafat-filsafat lain, termasuk filsafat Yunani. Kaum Druze menganggap dirinya sebagai “sebuah sekte Islam Uniat, pembaruan”, meskipun mereka tidak dianggap Muslim oleh kebanyakan Muslim di wilayah tersebut (sumber wikipedia)

[3] Alawi (bahasa Arab: علوية Alawiyyah), dahulu juga dikenal dengan nama Nushairiyyah,[1] adalah salah satu sekte atau aliran Syiah yang cukup sinkretis karena juga menyerap beberapa unsur keagamaan lain di sekitarnya mulai dari kekeristenan, zoroastrianisme hingga paganisme (sumber wikipedia)

[4] Nama Byblos berasal dari bahasa Yunani (bahasa Yunani: Βύβλος, kata-kata Yunani biblion, jamak biblia, serta akhirnya kata Bible. Nama ini diambil karena pesatnya perdagangan papirus sebagai bahan pembuatan kertas pada zama itu.

[5] Papirus sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertaspada zaman kuno

[6] Demominasi adalah suatu kelompok struktur keagamaan dalam agama Kristen. Di dalam Islam pendekatannya seperti Mahzab

[7] Monothelisme adalah adalah pandangan bahwa Yesus Kristus memiliki dua wujud tetapi hanya satu kehendak. Ini bertentangan dengan dyothelitism, doktrin kristologis bahwa Yesus Kristus memiliki dua kehendak (manusiawi dan ilahi) yang sesuai dengan dua kodratnya.

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *