(Ringkasan Khutbah Jumah Pemimpin Internasional Islam Ahmadiyah[1]— Hz. Mirza Masroor Ahmad aba. — Pada 28 Agustus 2020 )
Terjemah Oleh : Irfan Hafizur Rahman[2]
Setelah membaca Tasyahud, Ta`awuz dan Surah al-Fatihah, Hadhrat Khalifatul Masih V aba. menyampaikan bahwa di zaman ini, sesuai dengan janji Allah Ta’ala, Hadhrat Masih Mau’ud as. telah diutus sebagai Hakaman Adlan (Hakim yang adil), yang akan mempersatukan seluruh umat Muslim dengan perantaraan ajaran Nabi Muhammad saw. Mereka yang telah menyaksikan perpecahan dan perselisihan yang terjadi di antara berbagai sekte/aliran di dalam Islam, dan mereka yang menggunakan akal sehat, ilmu pengetahuan dan dengan doa-doa yang mereka panjatkan, lalu mereka akhirnya bergabung ke dalam panji Hadhrat Masih Mau’ud as.
Tujuan didirikannya Jamaah Muslim Ahmadiyah
Hudhur aba. menjelaskan bahwa tujuan dari Jamaah ini bukan hanya sekedar untuk membuat sekte atau aliran yang lain lagi. Namun, Jamaah ini didirikan semata-mata berdasarkan nubuatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, Allah Ta’ala telah mengutus Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. sebagai Masih Mau’ud untuk melaksanakan tugas tersebut. Semata-mata berkat karunia dan rahmat dari Allah Ta’ala, kita telah melaksanakan tugas tersebut selama 130 tahun terakhir sejak berdirinya Jamaah ini dan 112 tahun sejak berdirinya Nizam Khilafat. Tidak hanya kepada kaum Muslim yang non-Ahmadi saja kita mengajarkan makna sejati dari Al-Qur’an, yang sesuai dengan pemahaman yang telah diwahyukan oleh Allah Ta’ala kepada Hadhrat Masih Mau’ud as, bahkan kita pun telah menyebarkan ajaran Al-Qur’an ini kepada kaum non-Muslim juga. Tidak peduli sedemikian rupa banyaknya ujian dan cobaan serta rintangan yang kita hadapi, kita telah dan akan terus senantiasa melangkah maju. Meskipun selalu mendapatkan penentangan, akan tetapi pada akhirnya, dengan karunia Allah Ta’ala, Jamaah Ilahi akan senantiasa memperoleh kesuksesan. Hudhur aba. bersabda bahwa mereka yang ingin mengakhiri perpecahan, perselisihan, dan kekacauan yang terjadi selama ini dan mereka yang memiliki akal sehat, seyogyanya harus merenungkan hal tersebut.
Tahun Baru Islam
Hudhur aba. bersabda bahwa saat ini kita sedang melewati bulan Muharram dalam kalender Islam. Biasanya, saat Tahun Baru Masehi, orang-orang saling menyapa dengan ucapan selamat tahun baru. Akan tetapi, sangat disayangkan, meskipun Islam mempromosikan ajaran yang penuh dengan cinta dan perdamaian, Tahun Baru Islam justru ditandai dengan pertumpahan darah yang terjadi di negara-negara Muslim di seluruh dunia. Hal itu disebabkan karena adanya berbagai macam aliran/sekte di dalam Islam. Sebaiknya, kita harus fokus terhadap bagaimana caranya agar kita bisa bersatu dan benar-benar mengikuti teladan dari Nabi Muhammad saw.
Menyatukan Umat Muslim
Hudhur aba. bersabda bahwa kita hendaknya harus merenungkan bahwasanya setelah kemajuan yang terjadi di masa-masa awal Islam, lalu timbul zaman kegelapan yang menyelimuti umat Muslim ketika itu, maka Hadhrat Rasulullah saw. telah memberikan kabar suka akan berdirinya Khilafat yang berdasarkan kepada kenabian (khilafat ala minhajin nubuwwah). Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang terjadi [di bulan Muharram] di masa lalu dan yang menjadi penyebab perselisihan di masa kini, sebenarnya justru akan menjadi sebuah sarana guna membuktikan tegaknya sebuah Nizam Khilafat yang berdasarkan kepada kenabian. Peristiwa itu sebenarnya, alih-alih memecah belah umat Islam, tapi justru merupakan salah satu sarana yang dapat mempersatukan seluruh umat Muslim. Hudhur aba. bersabda bahwa kita harus merenungkan, sesuai dengan nubuatan Nabi Muhammad saw., siapa yang telah diutus dan ditugaskan untuk mewujudkan kebangkitan Islam ini? Siapa yang akan merubah pertikaian dan perpecahan yang terjadi saat ini menjadi perdamaian? Kita meyakini bahwa orang tersebut adalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Oleh karena itu, daripada menjadikan bulan ini sebagai bulan yang penuh dengan kebencian, bulan untuk mengungkapkan rasa amarah kita, tetapi justru kita harus menjadikannya sebagai bulan yang penuh dengan cinta dan perdamaian. Kita harus merenungkan hal tersebut selama bulan ini dan hendaknya kita senantiasa berusaha untuk berjalan di atas jalan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang sejati. Kita harus berusaha untuk mengikuti jalan Hakaman adlan (Hakim yang adil) yang telah diutus untuk tujuan kebangkitan kembali agama Islam di dunia ini. Hudhur aba. menyampaikan sebuah kutipan dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. yang di dalamnya beliau as. menjelaskan bahwa beliau as. telah diutus oleh Allah Ta’ala dengan tujuan untuk menegakkan kembali agama Islam, dan untuk mempersatukan seluruh umat Muslim. Beliau bersabda bahwa selama mereka yang terpecah belah dalam Islam itu, tidak menerima pendakwaan beliau, maka mereka tidak akan dapat selamat dan tidak akan dapat bersatu.
Oleh karena itu, beliau berharap agar orang-orang datang dan bergabung dengan beliau, sehingga jubah kepalsuan yang telah menyelimuti dan menutupi ajaran Islam yang sejati dapat disingkapkan. Hudhur aba. bersabda bahwa hal tersebut hanya dapat dilakukan apabila orang-orang menghilangkan segala kebencian dari hati mereka dan kembali kepada Allah Ta’ala.
Derajat dari 4 orang Khalifah
Hudhur aba. kemudian menyampaikan beberapa kutipan dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. yang di dalamnya beliau memuji para Khulafa-e-Rasyidin, terutama tiga khalifah yang pertama yang sering dikecam oleh sebagian kaum Muslim dari golongan Syiah. Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa untuk menjadi seorang Muslim yang hakiki dan pengikut sejati dari Nabi Muhammad saw., maka ia harus meyakini dan menerima keempat orang Khalifah tersebut.
Hudhur aba. bersabda bahwa hal itu merupakan ajaran dari Hadhrat Masih Mau’ud as., dan jika ajaran ini diterapkan, maka tidak ada lagi celah yang tersisa yang dapat menyebabkan timbulnya perpecahan apapun di antara umat Islam? Hudhur aba. menyampaikan sebuah kutipan dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. berkenaan dengan Hadhrat Abu Bakar ra., dan berbagai macam kesulitan yang harus beliau jalani semata-mata demi agama Islam. Beliau senantiasa berada di dalam bayang-bayang Nabi Muhammad saw. dalam segala hal. Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. bagaikan Adam yang kedua. Beliau bersabda bahwa jika saja, setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, Hadhrat Abu Bakar ra. tidak ada, maka Islam mungkin tidak akan sanggup untuk tetap tegak berdiri, karena beliaulah yang memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan Islam ketika itu dan dalam membangun serta memelihara ajaran dan sunnah Nabi Muhammad saw. Hudhur aba. kemudian mengutip salah satu tulisan dari Hadhrat Masih Mau’ud as. dimana beliau as. juga menyanjung Hadhrat Umar ra., dengan menyampaikan sebuah kisah dimana Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa setan lari dari bayangan Hadhrat Umar ra.
Beliau as. juga menyampaikan kisah lainnya dimana Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa jika ada nabi setelah beliau saw., maka ia adalah Hadhrat Umar ra. Hudhur aba. juga menyampaikan sebuah kutipan lain dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. yang di dalamnya beliau memuji tiga khalifah pertama, termasuk Hadhrat Usman ra. Beliau as. menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terpaksa mereka alami di jalan Islam. Mereka harus meninggalkan keluarga dan rumah mereka untuk berkhidmat 4 kepada Islam. Contoh teladan mereka sedemikian rupa luar biasanya sehingga cahaya mereka terus memancar terang benderang hingga saat ini. Hudhur aba. kemudian mengutip sebuah tulisan dari Hadhrat Masih Mau’ud as. yang di dalamnya beliau menyangjung Hadhrat Ali ra. Beliau menulis bahwa Hadhrat Ali ra. termasuk ke dalam orang yang paling disayangi oleh Allah Ta’ala. Beliau adalah singa Allah, sosok yang rendah hati dan pemberani. Beliau tidak akan pernah meninggalkan posisinya di medan perang, sekalipun jika seluruh pasukan menggempur untuk melawannya.
Beliau senantiasa membantu menghilangkan rasa sakit dan kesedihan yang dialami orang lain, dan juga senantiasa membantu orang miskin dan yatim piatu. Beliau juga sangat fasih dalam berbicara. Beliau selalu mengucapkan kata-kata yang menyentuh hati. Beliau adalah seorang yang ahli dalam berbicara sehingga tidak ada yang bisa menyangkal kemahiran beliau tersebut. Di dalam contoh lainnya, Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa Hadhrat Ali ra. tidak diragukan lagi merupakan contoh teladan yang sangat agung di dalam banyak hal. Namun, banyak orang yang memberontak di masa Kekhalifahan beliau. Hadhrat Masih Mau’ud as. dengan tegas bersabda bahwa siapapun yang menentang dan memberontak terhadap Hadhrat Ali ra. di masa kekhalifahan beliau, maka orang itu telah melakukan suatu tindakan pembangkangan yang sangat luar biasa.
Berkenaan dengan keempat orang Khalifah tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as. menulis bahwa mereka adalah para khadim sejati dari Nabi Muhammad saw. yang telah mempersembahkan pengorbanan yang sangat luar biasa di jalan Islam. Mereka tidak melakukan semua ini demi untuk mendapatkan imbalan apa pun, akan tetapi mereka melakukannya semata-mata demi kecintaan mereka kepada Islam. Lalu bagaimana mungkin sekelompok orang menuduh mereka sebagai orang-orang yang menyimpang dan juga pencuri? Hudhur aba. bersabda bahwa inilah pemahaman telah kita peroleh dengan perantaraan khazanah ilmu yang dianugerahkan kepada Hadhrat Masih Mau’ud as.
Oleh karena itu, jika kita ingin benar-benar mengkhidmati Islam, maka kita harus senantiasa melekatkan diri kita pada Hadhrat Masih Mau’ud as.
Memperingati 10 Muharram
Hudhur aba. bersabda bahwa sebentar lagi tanggal 10 Muharram, yang menandai peritiwa pesyahidan Hadhrat Imam Husain ra. Pada hari ini, mereka, khususnya yang tergabung dalam sekte Syiah, mengungkapkan kedukaan dan kesedihan mereka melalui berbagai macam cara dan perilaku. Hudhur aba. bersabda bahwa peristiwa pensyahidan Hadhrat Imam Hussain ra. memang merupakan sebuah tragedi yang sangat menyedihkan, namun hanya karena kami tidak mengungkapkan kesedihan dan kedukaan kami dengan cara yang serupa, tuduhan-tuduhan palsu kemudian dilemparkan terhadap Jamaah kami, dimana mereka mengatakan bahwa kami tidak menghormati keluarga Nabi Muhammad saw. Hudhur aba. bersabda bahwa dari beberapa kutipan sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang telah beliau sampaikan, jelas sekali dapat diketahui bahwa beliau as. begitu menghormati Hadhrat Ali ra., sebagaimana halnya beliau menghormati 3 Khalifah sebelum beliau. Mereka semua adalah orang-orang yang benar dan layak untuk dipilih sebagai Khalifah. Hudhur aba. kemudian menyampaikan beberapa kutipan dari sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang menunjukkan bagaimana rasa hormat beliau yang begitu mendalam kepada keluarga Nabi Muhammad saw. Hadhrat Masih Mau’ud as. melihat dalam sebuah kasyaf dimana dalam kasyaf tersebut, putri Nabi Muhammad saw., yaitu Hadhrat Fatimah ra. memperlakukan beliau dengan penuh cinta dan kasih sayang, sebagaimana halnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
Beliau melihat Hadhrat Fatimah ra. meletakkan kepala beliau as. di pangkuannya dengan penuh kasih sayang, seperti yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya. Hudhur aba. bersabda bahwa beberapa ulama non-Ahmadi mengajukan tuduhan dan keberatan terhadap hal tersebut, dengan mengatakan bahwa ini merupakan bentuk ketidak-hormatan kepada Hadhrat Fatimah ra. Namun, Hudhur aba. bersabda bahwa itu hanyalah pikiran kotor mereka saja, sehingga kita tidak perlu melakukan apa-apa. Sangat disayangkan karena umat Muslim pada umumnya mendengarkan tipu daya mereka tersebut dalam hal-hal seperti itu. Selain itu, Hadhrat Masih Mau’ud as. juga melihat dalam kasyaf bahwa Hadhrat Fatimah ra. mengkhawatirkan beliau as., dikarenakan kesulitan-kesulitan yang harus beliau hadapi, seperti halnya seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya. Beliau kemudian melihat Hadhrat Hasan ra. dan Hadhrat Husain ra. yang memiliki ikatan persaudaraan dan cinta yang tulus dengan beliau as. Dengan demikian, Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa beliau memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Hadhrat Ali ra. dan keluarganya.
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa beliau menulis sebuah Qasidah untuk memuji Hadhrat Husain ra. dimana Qasidah tersebut telah diwahyukan oleh Allah Ta’ala kepada beliau as. Hudhur aba. bersabda bahwa sebuah ungkapan cinta yang disampaikan ketika tidak ada orang lain yang berada di sekitarnya adalah ungkapan hati yang sesungguhnya. Hudhur aba. menceritakan sebuah peristiwa yang diriwayatkan oleh Hadhrat Mirza Bashir Ahmad ra, putra Hadhrat Masih Mau’ud as: “Suatu ketika, di bulan Muharam, Hadhrat Masih Mau’ud as. sedang beristirahat di atas tempat tidur yang berada di taman beliau as. Beliau as. kemudian memanggil saudara perempuan kami, yaitu Mubarakah Begum dan saudara laki-laki kami, yaitu Mubarak Ahmad, yang termuda diantara anak-anak beliau, dan beliau as. berkata, “Aku akan 6 ceritakan kepada kalian kisah tentang Muharam.” Kemudian dengan nada sedih, beliau menceritakan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pensyahidan Hadhrat Imam Husain ra. Air mata mengalir deras dari mata beliau dan beliau berkali-kali mengusapnya dengan ujung jari beliau. Di akhir cerita, beliau berkata dengan nada yang sangat sedih dan pilu, “Apa yang dilakukan oleh Yazid terhadap cucu Hadhrat Rasulullah saw. adalah sebuah bentuk kedzaliman yang tidak berprikemanusiaan. Tapi, Allah Ta’ala segera mencengkeram orang-orang yang kejam itu dengan azab-Nya.” Ketika menceritakan peristiwa tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as. begitu larut dalam emosi yang sangat kuat dan mendalam, sembari membayangkan bagaimana beratnya siksaan yang dilakukan terhadap cucu dari majikan beliau yang tercinta, yang membuat beliau begitu menderita. Semua ini menggambarkan bagaimana tingginya kecintaan yang beliau miliki terhadap Hadhrat Rasulullah saw. (Sirat-Tayyiba, hal.31)
Hudhur aba. bersabda bahwa dengan mengetahui peristiwa tersebut, bagaimana mungkin dapat dikatakan bahwa kita tidak menghormati keluarga Nabi Muhammad saw.? Hudhur aba. kemudian menyampaikan satu buah kutipan lagi dari sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang di dalamnya, beliau mengutuk keras siapa pun yang berbicara menentang keluarga Nabi Muhammad saw. Hudhur aba. bersabda bahwa dengan perantaraan tulisan dari Hadhrat Masih Mau’ud as, keyakinan yang keliru dari berbagai sekte dalam Islam telah diperbaiki, dan ini merupakan tugas dari seorang Hakaman Adlan (hakim yang adil). Meskipun Jamaah ini telah berusaha sedemikian rupa untuk menyatukan seluruh Umat Muslim, tapi justru kitalah yang menjadi sasaran penganiayaan dan tuduhan-tuduhan palsu yang dibuat oleh para penentang. Walaupun demikian, Jamaah kita akan terus melangkah maju. Hudhur aba. bersabda bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Jamaah ini tidak akan pernah sia-sia. Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as. menyatakan bahwa Jamaah ini, yang memiliki sifat seperti Hadhrat Imam Husain ra., sungguh akan memperoleh kesuksesan, tidak hanya dalam hal ruhani, tetapi juga nampak dalam hal jasmani. Hudhur aba. bersabda bahwa, kita harus melewati bulan ini dengan banyak-banyak beribadah dan berdoa agar umat Islam dianugerahi pemahaman yang benar dan tidak menggunakan bulan ini sebagai alasan untuk menyakiti satu sama lain. Semoga mereka memahami bahwa kesuksesan sejati dan kemenangan yang sejati semata-mata didapatkan dengan melekatkan diri kita dengan Hadhrat Masih Mau’ud as.
[1]Jamaah Muslim Ahmadiyah memiliki seorang pemimpin internasioanal yang disebut dengan khalifah. Perlu dipahami sistem khalifah dalam Ahmadiyah adalah murni pemimpin rohani tidak ada sangkut pautnya dengan perjuangan kekuasaan dunia. Sistem Khilafat dalam Islam Ahmadiyah fokus menyebarkan Islam yang damai, santun, moderat dan menyatukan. Dengan semboyan Love For All Hatred For None, alhamdulilah Jamaah Muslim Ahmadiyah saat ini sudah tersebat di 214 negara dengan dimpimpin Khalifah Cinta Damai (Catatan ini dari redaksi ahmaditalk.com)
[2]Terjemahan dari situs www.reviewofreligion.comyang diunggah pada tanggal 28 Agustus 2020 dengan tautan https://www.reviewofreligions.org/24434/friday-sermon-summary-28th-august-2020-uniting-the-muslim-ummah/