Adam Bukanlah Manusia Pertama

Adam Bukanlah Manusia Pertama

Ilustrasi (© Telegraph.co.uk)

Oleh :  Ch. Khalid Saifullah Khan[1]


Salah satu tantangan daripada pengajaran Islam adalah bagaimana Islam bisa menyerasikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bagaimana Ilmu Al-Qur’an bisa harmonis dengan perkembangan penemuan-penemuan manusia. Alama semesta dan Islam adalah dua hal yang sama-sama datang dari satu Tuhan yaitu Allah swt. Oleh karenananya pada dasarnya jika penggalian terhadap kedua hal ini betul-betul dilakukan dengan baik, maka keselarasan akan didapatkan. Tulisan ini mengangkat salah satu pertanyaan yang seringkali menjadi benturan antara kaum agamawan dan kaum ilmuwan yaitu “Apakah Adam manusia pertama, dan apakah ada manusia tercipta sebelum Adam ?”
Menurut sebuah berita dari Daily Telegraph London (dicetak ulang di Sydney Morning Herald tanggal 12 Februari 1997) sejumlah 12500 tapak kaki bersama dengan ribuan artefak, yang dipercayai usianya 13.000 tahun lebih tua dari peralatan manusia tertua, telah ditemukan di Chile. Penemuan baru-baru ini telah mengemukakan teori mengenai bagaimana dan kapan kelompok manusia yang paling awal tiba di benua Amerika. Penelitian lain telah muncul beberapa bulan lalu yang menurutnya, keturunan suku asli Australia telah mendiami benua Amerika 14.000 tahun yang lalu.
Surat kabar – surat kabar di Australia memberi judul sebuah berita yang isinya kira-kira bahwa orang-orang Australia adalah para penghuni pertama benua Amerika. Berkenaan dengan suku asli Australia, para ilmuwan percaya bahwa mereka telah tinggal di sini untuk sekurang-kurangnya 40.000 tahun yang lalu. Penemuan Arkeologis baru-baru ini, cukup meyakinkan bahwa segera setelah manusia mencapai tahap Homo Erectus dalam proses evolusi, yang diyakini terjadi pada 176.000 tahun yang lalu, lalu entah dengan cara bagaimana akhirnya mereka bisa mencapai Australia. Kemungkinan lain kehidupan berevolusi dengan sendirinya di berbagai pusat yang berbeda seperti di Afrika, Asia Tengah, Jawa dan Australia. (Berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa kehidupan berasal dari Afrika dimana darinya ia menyebar ke berbagai belahan dunia.)
Penemuan-penemuan Arkeologis telah menuntun kita untuk percaya bahwa, bagaimanapun juga umat manusia telah mendiami berbagai belahan dunia jauh sebelum kedatangan Adam. Namun hal ini, kontradiktif dengan pernyataan Alkitab bahwa Adam adalah manusia pertama yang diciptakan di bumi ( Kejadian 1:26 sampai 2:8 ). Ini adalah salah satu dari pernyataan Alkitab yang bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan, yang telah menimbulkan keraguan di dalam pikiran para pengikutnya ( umat Kristen ) mengenai keasliannya ( Alkitab ) atau juga keberadaan wahyu Tuhan, sebagai akibatnya merubah mereka menjadi atheis dan agnostis. Namun Al-Qur’an menerangkan pada kita sebuah kisah yang berbeda. Mengenai hali ini Masih Maud a.s telah mengungkapkan jauh lebih awal sebelum Dinas Purbakala mempublikasikan penemuan-penemuannya, dimana beliau bersabda, “Kami percaya pada keberadaan ras manusia sebelum Adam “.
Sarjana Astronomi berkebangsaan Inggris, Profesor Rege bertemu dengan Masih Maud as. pada 12 Mei dan 18 Mei 1908 di Lahore dan bertanya kepada beliau beberapa pertanyaan seperti yang ditulis dalam Malfuzat Vol. 10, halaman 353 dan 426. Pertanyaan-pertanyaannya antara lain: “Hal ini tertulis dalam Alkitab bahwa Adam atau yang disebut manusia pertama, dilahirkan di Jeehoon, Seehon dan berasal dari negara itu. Lalu apakah seluruh umat manusia, yang ditemukan di berbagai belahan dunia seperti di Amerika dan Australia, adalah keturunan Adam yang sama? “. Mengenai pertanyaan ini Masih Maud A.S. menjawab, “Kami tidak mengikuti Alkitab di dalam memahami bahwa kehidupan di dunia diawali oleh kelahiran Adam enam atau tujuh ribu tahun yang lalu, dan sebelumnya tidak ada kehidupan, sehingga Allah seperti menganggur dan tidak ada pekerjaan. Saya juga tidak mengklaim bahwa kita semua, manusia yang sekarang ditemukan di berbagai belahan dunia, adalah keturunan dari Adam yang sama. Sebaliknya kami percaya bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Bahkan manusia telah ada sebelum dia , seperti yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an sendiri, ketika Al-Qur’an berkata mengenai Adam, ” Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah “. Sebagai khalifah yang berarti penerus, jelas bahwa manusia telah ada sebelum Adam. Oleh karena itu kami tidak dapat mengatakan apakah penduduk asli Benua Amerika, Australia dll adalah keturunan dari Adam yang terakhir ini atau beberapa Adam lainnya yang telah mangkat sebelum dia. (Malfooza’at Vol. 10, halaman 426).
Dalam hal ini, satu hal yang menarik lainnya adalah bahwa pengetahuan mengenai tahun kelahiran Adam juga diwahyukan oleh Allah kepada Masih Maud A.S. melalui suatu kasyaf, menurutnya Adam telah dilahirkan tahun 4598 tahun sebelum Nabi Suci SAW diberi amanat oleh Allah SWT, yaitu tahun pengutusannya, atau tahun ketika Al-Qur’an mulai di diwahyukan. Peristiwa paling agung ini terjadi pada 20 Agustus 610 M, bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan tahun pertama kenabian. (Lunar/Solar Calendar Of The Prophets Era oleh Maulana Dost Muhammad Shahid).
Jika sekarang tahun 1987, maka peristiwa ini terjadi 1387 tahun yang lalu, sehingga Adam lahir 5985 tahun yang lalu. Al-Qur’an juga menerangkan bahwa Adam bukanlah mahluk yang kusus diciptakan dari debu, karena semua manusia termasuk Yesus diciptakan dengan cara yang sama – bertentangan dengan Alkitab yang menyebutkan Adam telah diciptakan dari debu, berbeda dengan lainnya. Al-Qur’an mengatakan, ” Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Imran 3:60). Demikian juga mengenai penciptaan seluruh umat manusia Al-Qur’an mengatakan, ” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
(Al-Rum 30:21). Kedua ayat ini bersesuaian dengan penemuan-penemuan ilmiah yang telah disebutkan diatas, bahwa manusia menyebar ke berbagai belahan dunia pada tahap-tahap awal perkembangannya.  Evolusi pohon ras manusia bersumber dari akar yang sama dan tersebar dalam bentuk cabang-cabang, sub-cabang dan sub-cabang lebih lanjut memiliki bentuk (-pen) sangat berbeda di berbagai belahan dunia. Setelah penciptaan manusia Allah SWT memberikan kepadanya bentuk yang layak dan membekalinya dengan petunjuk yang sesuai (Q.S. Taha 20:51). Oleh karena itu Allah SWT telah mengutus wakil-Nya ( Khalifah ) seperti Adam dalam setiap cabang dan di dalam sub-cabang untuk manusia, sebagai hasilnya proses evolusi menjadi cukup mampu secara fisik, intelektual, sosial dan rohani untuk menerima, memahami dan mengikuti petunjuk-Nya. Satu-satunya Nabi yang telah dikirim untuk dan ditujukan baqi seluruh umat manusia adalah Muhamad SAW. Kata “Adam” yang digunakan dalam Al-Qur’an juga dapat berdiri dikiaskan bagi untuk anak cucu Adam atau umat manusia. Cabang dan sub-cabang pohon manusia telah menyebar lebih lanjut di berbagai belahan dunia, melalui berbagai siklus naik turun yang berbeda, kemunduran dan kemajuan, ketidaktahuan dan bimbingan, bahkan jauh sebelum Adam terakhir yang muncul 5985 tahun yang lalu


[1] Tercantum dalam majalah Al-Huda, Maret 1997 (Majalah Australia) dikirim oleh Dr. Shahid Nadeem Chohan (Editor Al-Huda). Terjemah oleh redaksi Ahmaditalk.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *